melepaskan adalah suatu hal yang sangat sulit di lakukan. menerima
kenyataan bahwa kita harus melepasnya juga sulit dilakukan. membiasakan
diri tanpa kehadirannya di setiap masa yang kita miliki juga bukan hal
yang mudah. dan mengikhlaskannya untuk benar benar pergi merupakan hal
yang sangat sulit dibanding itu semua. tapi apakah kalian tau hal yang
lebih sulit dari itu semua? hal itu adalah melihat ia melakukan semua
hal itu dengan sangat mudah dan tanpa beban, sedangkan di sisi lain
semua terasa sulit dan hanya membuatnya semakin rapuh.
itu
yang terjadi pada sang burung. ia masih merasa sulit untuk
melepaskannya, melepaskan seseorang yang masih ia sayang hingga saat
ini. setiap hari ia masih selalu mengingatnya. ia masih saja
menghawatirkannya. ia selalu tiba tiba teringat akan masa masa dimana ia
dan sang singa masih bersama. semua hal sekecil apapun yang pernah
mereka lakukan, masih saja ia mengingatkannya dengan jelas. di depan
teman temannya pun, ia sering tiba tiba terdiam karena teringat akan
sang singa. ia masih saja suka bercerita pada teman temannya tentang
kebiasaan sang burung dan sang singa jika sedang bersama. sang burung
itu masih sangat membutuhkan kehadiran sang singa di masa nya.
tapi
apakah kalian tau apa yang paling membuatnya sakit? sang singa dapat
melakukan semua itu dengan mudahnya. ia terlihat biasa saja. ia tidak
terlihat sedih. malahan ia terlihat bahagia dan seperti merasa bebas
melakukan hal apapun yang ia inginkan. tidak ada yang melarang sang
singa lagi untuk melakukan hal apapun. apalagi ditambah dengan mudahnya
ia jalan dengan orang lain hanya berdua saja setelah beberapa hari ia
melepaskan ikatan itu. sebenarnya itu bukan orang lain, tapi orang yang
pernah menempati hatinya dulu tapi ia putuskan untuk tidak
melanjutkannya. kalian tau sakit yang sang burung rasakan? semudah
itukah bagi sang singa untuk melakukannya? semudah itukah ia mencari
pengganti sang burung? sedangkan disisi lain, sang burung masih
mengharapkan masa sang singa..
mungkin sang singa
menganggap bahwa sang burung tidak akan mengetahui hal itu. tapi apakah
sang singa lupa? bahwa sang burung bisa terbang kemana saja, ia dapat
melihat dan mendengar apa yang sang singa lakukan. ia dapat memanatau
sang singa walaupun sang singa tidak mengetahuinya. atau mungkin memang
sang singa memiliki alasannya sendiri untuk melakukan hal itu. ya sang
burung tau itu dan tetap mencoba untuk berpikir positif akan hal itu.
tapi sakit yang sang burung rasakan, akankah ia bisa mengingkarinya? ya
ia sadar ia bukan siapa siapa lagi sekarang. ia sadar bahwa ia sudah
tidak memiliki hak akan hal itu. tapi apakah sang singa memikirkan
bagaimana rasanya bila ada di posisi sang burung? apakah sang singa
berpikir apa yang orang lain pikirkan akan hal itu?
sang
burung hanya berpikir apa yang sang singa lakuan itu dapat dikatakan
tidak memiliki etika. saat awal sang burung pergi, sang singa yang
menariknya kembali. sang singa melepaskan topeng itu dan membuat sang
burung merasa masih dibutuhkan, hingga sang burung memilih untuk
mengingkari sakitnya dan mencoba untuk tetap ada bagi sang singa. disaat
sang burung sudah melakukan hal itu, sang singa bertingkah sebaliknya.
ia bertingkah seakan akan seeperti tidak membutuhkan sang burung lagi.
ia bertingkah seakan akan sang burung tidak pernah berarti dalam masa
nya. jika memang sang singa berniat untuk menyakiti sang burung, mengapa
tidak dari awal saja ia melakukan hal itu? sang burung sudah lelah
dengan tingkah laku dan etika sang singa. sang burung sudah lelah untuk
menangis. sang burung sudah lelah untuk kehilangan arahnya..
mungkin
dari awal sang burung memang tidak pernah mengerti sang singa yang
sebenarnya. sang singa selalu memakai topeng itu sehingga ia
menyembunyikan dirinya sendiri dibalik topeng itu. siapapun yang
berhadapan dengannya, tidak akan pernah mengetahui ia sebenarnya.
siapapun itu, tidak akan ada yang pernah mengerti dirinya. topeng itu
yang selalu ia banggakan. topeng itu yang selalu ia tunjukkan. topeng
itu yang selalu membuatnya melakukan semua sandiwara. ya memang hidup
adalah panggung sandiwara. tapi apakah di depan orang yang kita sayang
pun kita harus bersandiwara? apakah semua yang ia lakukan selama ini
pada sang burung hanyalah sandiwara semata? jika memang iya, berarti
dari awal ia memang tidak pernah menyayangi burung itu. ia hanya
menjadikan burung itu pemeran sampingan dalam panggung sandiwaranya.
burung itu tidak pernah ia jadikan peran utama dalam hidupnya..
ya
sekarang burung itu mengerti apa yang harus ia lakukan. mungkin memang
sudah saatnya kanvas ini tidak berwarna lagi. sudah saatnya ia
melepaskan sang singa seutuhnya. sang singa sudah benar benar tidak
membutuhkannya lagi. mungkin memang sang singa sudah memiliki pengganti
perannya. atau mungkin sang singa lebih memilih topeng itu dan
mempertahankannya. sang burung tidak bisa terus menerus berada di
panggung milik sang singa. sang burung sudah lelah dengan permainan
topeng nya. maafkan sang burung memilih jalan ini. sulit memang, tapi
inilah yang harus ia lakukan. inilah yang sang singa perintahkan kepada
sang burung. mungkin tidak secara langsung sang singa mengatakannya,
tapi dari tingkah lakunya pada sang burung, ia menunjukkan hal itu.
sekarang,
sang burung tidak akan bersandiwara lagi di depan sang singa. ia akan
menunjukkan ia yang sebenarnya. walaupun sang singa tidak menyukainya,
walaupun orang tedekat sang singa tidak menyukainya, ia tidak akan
menjanjikan apa apa pada mereka, ia hanya akan membuktikan pada mereka,
bahwa suatu saat nanti, ia akan mencapai kesuksesannya dengan caranya
sendiri. pembuktian itulah yang akan menjadi perubahan terbaik yang sang
burung pernah capai. mungkin sekarang sang singa dan orang orang di
sekitarnya memandang sang burung sebelah mata saja, tapi sang burung
yakin dengan jalannya dan caranya, suatu saat nanti, ia akan membuktikan
pada mereka bahwa ia akan mencapai kesuksesan itu dengan cara dan
jalannya sendiri hingga orang orang disektarnya dapat mengerti siapa
sang burung sebenarnya.
untuk sang singa,
apakah
kamu pernah mendengar bahwa seseroang dalam hidupmu tidak akan pernah
benar benar pergi, orang itu hanya berganti perannya saja dalam hidupmu?
dan itulah yang sedang sang burung coba. ia akan mengganti peranmu
dalam masanya. mungkin kamu pernah menjadi pemeran utama dalam masanya,
tapi nanti, entah kapan itu, kamu akan sama seperti yang lain. peranmu
nanti sudah tidak sama lagi. aku hanya ingin berpesan, tetaplah menjadi
dirimu sendiri. cobalah untuk tidak selalu memakai topeng itu. janganlah
terus menerus bersandiwara. jika kamu terus bersandiwara, kamu tidak
akan pernah bisa menikmati setiap proses yang kamu alami. siapapun
perempuan yang akan menjadi pemeran utama dalam masamu, jadikanlah ia
benar benar peran utama, jangan jadikan ia peran sampingan. apa yang
kamu katakan pada orang lain, lakukan itu pada dirimu sendiri. mungkin
kamu memang dilahirkan sebagai jiwa pemimpin, maka dari itu cobalah
untuk memimpin dirimu sendiri. pimpin dirimu untuk mengontrol semua
tingkah lakumu. ingat ya singa untuk yakinkan pada dirimu sendiri bahwa
hidumu pasti bahagia. kamu ingat malam itu saat kamu mengatakan bahwa
hidupmu menyedihkan, aku harap kamu jangan pernah berpikir seperti itu
lagi. hidupmu pasti bahagia. kamu dapat membuat hidupmu bahagia dengan
caramu sendiri. hanya kamu yang dapat mengerti dirimu sendiri. kamu yang
tau apa yang dapat membuatmu bahagia, maka tetaplah genggam apapun yang
membuatmu bahagia itu, jangan biarkan hal itu pergi. kamu yang bisa
membuat bahagiamu sendiri. hidupmu nanti akan sukses dan bahagia,
tergantung pilihanmu sekarang.
untuk sang burung,
sebenarnya
kamu lebih kuat dari yang kamu kira. kamu bisa melewati ini dengan
caramu. kamu tidak perlu berubah demi orang lain yang tidak benar benat
peduli padamu. jika kamu memang ingin berubah, lakukan itu untuk dirimu
sendiri, bukan untuk orang lain. mungkin sebentar lagi sang singa akan
dengan mudahnya mendapatkan peran penggantimu, ya kamu tau sendiri
bagaimana sang singa bukan? biarkan saja sang singa terus bersandiwara
di panggung sandiwaranya. kamu sudah tidak perlu mengambil bagian dalam
semua sandiwaranya. hidupmu tidak usah dikuasai oleh sandiwara karena
suksesmu nanti bukanlah hanya sandiwara semata, melainkan kenyataan yang
harus kamu raih. biarkan sang singa itu melakukan semua yang ingin ia
lakukan. kamu pernah bahagia tanpa dirinya bukan? kamu bisa melakukan
hal itu lagi sekarang. sulit memang tapi tidak ada salahnya mencoba.
tapi jangan semudah itu melupakannya. ingat bahwa ia pernah menjadi
bagian penting dalam hidupmu. ingat bahwa ia pernah merubahmu menjadi
lebih baik. ingat bahwa ia menjadikanmu sekuat sekarang. tetaplah ada
untuknya jika ia membutuhkanmu. ia pernah mengatakan padamu secara tidak
langsung bahwa ia ingin bercerita tentang masalahnya padamu bukan?
bahwa ia ingin melepas topeng itu di depanmu? mungkin memang bukan
sekarang waktunya. atau mungkin memang itu tidak akan pernah terjadi.
tapi disaat hal itu terjadi suatu saat nanti, tetaplah ada untuknya.
walaupun nanti peran dia sudah terganti, tidak ada salahnya untuk tetap
ada bagi seseorang yang membutuhkanmu bukan? lepaskanlah dia.
kebahagiaan sang singa adalah prioritasmu belakangan ini, dan dengan
melepaskannya maka kamu telah membuatnya bahagia. aku tau burung, kamu
masih sangat menyayanginya dan menginginkan dia kembali, tapi satu
satunya jalan untuk sekarang adalah merelakannya dan mengikhlaskannya.
suatu saat nanti, kamu pasti akan menemukan seseorang yang akan
menjadikanmu pemeran utama dalam masanya, bukan hanya pemeran
sampingan. siapapun yang menggantikan peranmu dalam hidupnya, secepat
apapun ia mendapatkan penggantimu, tetaplah doakan yang terbaik
untuknya. mungkin memang pemeran penggantimu nanti lebih baik darimu dan
dapat membuatnya belajar untuk melepaskan topeng itu di depan orang
yang ia sayang. jangan terlarut dalam kesedihan ya burung. yakinkan pada
dirimu sendiri bahwa kamu dapat mencapai posisi tertinggimu dengan
caramu sendiri.
NB: hai singa, aku sangat
merindukanmu. kita sering berada dalam satu ruangan, tapi tidak ada satu
katapun yang kita ucapkan. senyum pun tidak. mungkin memang aku yang
menghindar untuk melihat ke arahmu. maafkan aku melakukan hal itu. aku
sudah tidak bisa lagi melihat sosokmu, melihatmu tepat dimatamu yang
menatapku; tatapan yang masih sangat aku ingat dan aku rindukan,
tersenyum ke arahmu dan melihatmu membalas senyumku; senyuman yang
pernah menjadi milikku dan membuatku tersenyum juga. aah semua hal kecil
itu tidak akan pernah aku lupakan. aku bertanya tanya, apakah kamu
masih suka mengingatku dalam semua kegiatanmu? apakah aku pernah
terlintas dalam pikiranmu? tapi yasudahlah, untuk sekarang, aku sedang
mencoba membangun kembali dinding pertahanan yang dulu pernah aku
hancurkan sendiri agar kamu dapat memasuki masa dan hatiku. membangun
kembali dinding itu tidak semudah mengatakannya, apalagi di tambah
bayanganmu yang selalu mengikutiku. ya sekarang kamu hanya serupa
bayangan. kamu selalu ada dimanapun dalam peredaranku, tapi kamu sudah
tidak nyata lagi. aku sudah tidak dapat menggenggammu lagi disetiap
keadaanku, bahkan disaat ketakutanku sekalipun kamu sudah tidak bisa aku
genggam. kehadiranmu selalu terlihat dalam peredaranku, tapi arti mu
sudah tidak ada lagi. serupa seperti bayangan, wujudmu tetap ada tapi
kamu sudah tidak nyata lagi.
Permainanmu Telah Berakhir
2:41 AM |
Labels:
singgasana sang singa
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment