RSS

Kita Tidak Baik-baik Saja

 Hai kotak musik, sudah lama aku tidak menyapamu demikian. Apa kabar kamu disana? Apa semua baik baik saja? Sudah lama aku tidak melihat ragamu. Rindu rasanya melihat senyum dan tawamu. 

Sebenarnya sudah dari lama aku ingin menulis untukmu tentang apa yang terjadi pada kita sekarang, tapi aku bingung untuk mulai darimana dan apa yang akan ku tulis.


Akhir akhir ini aku sering bertanya tanya pada diriku sendiri,

Selama ini.. 

Kesalahanmu yang mana sih yang tidak aku maafkan? 

Sibukmu yang mana yang tidak aku maklumi? 

Kurangmu yang mana yang tidak aku terima? 

Apa yang sebenarnya kamu cari? 

Wanita seperti apa yang kamu inginkan? 

Apa salahku hingga kamu seperti ini? 

Seberapa banyak lagi rasa sakit yang harus ku pendam sendiri? 

Sampai kapan semuanya akan seperti ini? 

Ya.. itu sebagian pertanyaan yang terlintas dalam benakku dari sekian banyaknya. Aku tau, pertanyaan pertanyaan seperti itu memang seharusnya aku tanyakan padamu bukan pada diriku sendiri. Tapi ya bagaimana caraku menanyakannya padamu? Karna untuk sekedar berkabar saja sudah tidak pernah kita lakukan. Aku sadar sekarang, kamu bukannya tidak punya waktu untuk mengabariku, mungkin kamu memang tidak mau melakukannya. Padahal ku pikir, permintaanku itu masih dalam batas wajar, wajar karna kita sudah terikat, wajar karna seharusnya kamu pun menghargai kehadiranku. Wajar karna kamu sudah memilihku untuk menjadi teman hidupmu. Tapi mau sewajar apapun itu, kalau kamunya tidak mau ya aku bisa apa?


Hai kotak musik,

Apakah aku masih menjadi rumahmu hingga kini?

Jujur, aku merasa seperti bukan rumahmu lagi belakang ini. Atau mungkin sejak dulu aku memang tidak pernah menjadi rumahmu ya?

Kamu benar benar menghilang dari radar. Aku sudah tidak tau lagi apa kabarmu, apa yang kamu lakukan, apa yang kamu pikirkan. Untuk sekedar memberi kabar saja tidak kamu lakukan. Padahal seharusnya aku rumahmu bukan? Yang akan selalu kamu beri kabar, selalu kamu utamakan, selalu kamu jadikan tempat pulang?


Awalnya aku sempat ragu pada diriku sendiri. Aku berpikir apakah aku sanggup sendirian tanpamu? Apakah aku bisa untuk tidak menjadikanmu rumah bagiku? Untuk tidak menjadikanmu tempatku bersandar? Untuk tidak menjadikan lantunan musikmu yang mengiringi kehidupanku? Tapi semakin lama kamu menghilang, semakin aku menyadari bahwa belakangan ini aku sudah sendirian. Belakangan ini, kehidupanku sudah tidak diirngi oleh lantunan indahmu. Belakangan ini kamu sudah menunjukkan padaku bahwa aku memang bisa untuk sendirian, bahwa kamu tidak ada untukku. Apakah memang itu tujuanmu menghilang begitu lamanya? Agar aku sadar dan siap bahwa kamu sudah tidak mau lagi menjadi rumah bagiku? 


Ah sudahlah.. aku tidak pernah tau apa yang kamu pikirkan. Untuk bertanya mengenai apa yang kamu pikirkan pun ku rasa itu hal yang percuma bukan? Karna untuk sekedar mengabariku saja itu sulit untuk kamu lakukan, apalagi untuk kita saling bertukar pikiran?


Jujur..  semenjak awal kita memutuskan untuk terikat, banyak sekali hal-hal yang ku pendam. Banyak sekali rasa kecewa dan tangis yang ku simpan sendiri. Hal itu kulakukan karna aku terus-menerus mencoba memaklumimu. Tapi disisi lain, aku menggantungkan hal tersebut pada sebuah harapan, harapan bahwa kamu akan menjadi sosok yang selama ini kamu gambarkan padaku jika kita bersama.. Mungkin itu bisa jadi kesalahanmu karna memberikan harapan mengenai gambaran akan dirimu sebagai sosok yang benar-benar aku butuhkan, tapi bisa juga menjadi kesalahanku karna aku terlalu percaya pada lantunanmu.

ya.. mungkin selama ini aku terlalu percaya padamu.. aku terlalu terlena dengan semua lantunan indahmu. 

Namun dibalik itu semua, aku melakukan semua ini karna aku benar-benar menyayangimu. Sangat menyayangimu.. Dan hal ini pun menimbulkan pertanyaan lain padaku, apakah kamu juga merasakan hal yang sama padaku? 


Kamu tau kotak musik,

Saat awal masalah ini muncul, yang aku rasakan ialah marah dan kecewa. Aku benar-benar marah dan kecewa padamu. Ingin sekali rasanya aku meluapkan semua kemarahanku padamu saat itu juga. Tapi hal tersebut masihku coba untuk menahannya. Aku masih mencoba untuk berpikir positif mengenai semua hal yang telah terjadi.

Semakin lama masalah ini berlarut-larut, semakin emosi yang ku rasakan mereda. Namun rasa kecewa itu tetap ada. Hingga sekarang akhirnya menimbulkan keraguan yang sangat pada diriku. Ragu mengenai semua hal yang telah terjadi pada kita, ragu mengenai ketulusanmu, ragu mengenai kasih sayangmu, ragu mengenai lantunanmu, ragu mengenai dirimu.. Tapi disisi lain pun, aku menjadi memiliki rasa bersalah dalam diri, rasa bersalah dimana seharusmya aku tidak boleh memiliki keraguan pada dirimu, rasa bersalah dimana seharusnya aku mempercayaimu seutuhnya, karna kamu adalah sosok yang sangat berarti dalam hidupku, sosok yang seharusnya benar-benar aku sayangi, sosok yang akan selalu mendapingiku, karna aku sudah memilihmu sebagai teman hidupku.

Aku benar-benar sedang merasa sendiri saat ini.. Sedang merasa tidak memiliki siapapun untuk dijadikan sebagai sandaran bagi diriku. Jika kamu memahami apa yang aku rasakan, mungkin kamu akan mengerti seberapa rapuhnya aku belakangan ini. 


Sepertinya untuk saat ini, hanya ini yang bisa aku sampaikan. Karna jika menyampaikan semua hal yang ku rasakan pun sepertinya akan menjadi sebuah keegoisan tersendiri bagiku karna membebanimu dengan semua hal yang kurasakan tanpa memikirkan bagaimana perasaanmu. 

Jadi sekarang saatnya aku mengatakan ini padamu, bahwa saat ini adalah saat terakhir kali aku akan memohon padamu. Memohon untuk kamu pulang. Memohon untuk kamu hadir kembali dalam semesta ku. 


Pulanglah kotak musik.. 

Nada nada kecilmu menunggumu dirumah. Mereka rindu dan ingin bertemu denganmu. Apalagi nada baru ini yang belum pernah bertemu denganmu. 


Pulang lah kotak musik..

Nada nada kecilmu ingin sekali bertemu dengan sosok yang telah melantunkan kehadiran mereka di dunia ini. Mereka membutuhkan mu.


Pulanglah kotak musik.. 

Tunjukkan bahwa aku tidak salah memilihmu waktu itu. Bahwa kamu adalah sosok kotak musik yang bertanggung jawab. Bahwa kamu adalah sosok kotak musik yang aku kenal selama ini, tidak mungkin kan aku salah mengenalmu selama ini? 


Pulanglah.. berikanlah kejelasan untuk semuanya, terutama untukku dan nada nada kecil kita. Tunjukkan kembali padaku lantunan indahmu seperti dulu. Tunjukkan pada nada nada kecil kita lantunan indah itu.


Tapi jika kamu memang sudah tidak ingin melantunkan nada nadamu seperti dulu, melantunkan nada nada itu padaku, aku mohon tetaplah untuk pulang. Berikanlah kepastian. Dulu, kamu memintaku secara baik baik, maka tolong pulangkan aku secara baik baik pula. 


NB :

Aku sangat merindukanmu. Nada nada kecil kita pun membutuhkanmu. Aku yakin kamu akan sangat senang melihat mereka berdua. Apalagi nada pertama kita, ia sangat indah sekarang, ia selalu membuat orang orang disekitarnya tertawa dan bahagia. Sepertinya ia memiliki selera humormu dibandingkan dengan diriku hehe

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Coretan Tinta

coretan tinta dari sesosok perempuan untuk kotak musiknya yang telah lama hilang;

— hai kotak musik, apa kabar kamu dengan semua kesibukanmu? sudah lama alunan nada darimu tidak terdengar. apakah semua baik baik saja? aku disini masih sama. masih mencoba menemukan kembali senyumanku yang sempat hilang.

kalau boleh jujur, sebenarnya saat ini aku tidak tau apa yang aku rasakan. aku tidak tau apakah aku merindukan nada nadamu atau aku sudah bisa dan terbiasa mencari bahagiaku tanpa didampingi oleh nadamu. tapi yang aku tau pasti, rasa kehilangan itu tetap ada. kamu tau kotak musik, semenjak kejadian waktu itu, aku merasa aku sudah kehilanganmu. kamu sudah semakin menjauh dari peredaranku. bukan, bukan karena jarak dan waktu yang kita lalui saat ini, tapi karena tanpa kamu sadari, mungkin akhir akhir ini kamu yang berjalan mundur secara perlahan. ya aku tau, saat terakhir aku membuka kotakmu, alunan nada itu mengatakan bahwa kamu tidak akan hilang dariku, kamu akan tetap kembali padaku, atau kita yang sama sama memilih melangkah menuju satu tujuan kedepan; tapi semua nada itu terasa hampa saat ini, seperti tidak ada maknanya. karna rasa kehilangan ini lebih nyata rasanya.

kamu ingat dulu kamu pernah berkata bahwa aku tidak perlu khawatir tentang kejujuranmu mengenai rasa sayangmu padaku, karna disaat aku menanyakannya dan kamu masih bisa menjawabnya, maka saat itu kamu memang menyayangiku. tapi jika kamu sudah tidak bisa menjawabnya lagi, maka kamu sudah tidak menyayangiku. lalu kamu ingat apa yang terakhir kali terjadi? aku sempat mengatakan tiga rangkaian kata itu beberapa hari kebelakang, tapi kamu tidak menjawabnya. kamu benar benar tidak menjawabnya sama sekali. tidak seperti biasanya. apakah itu pertanda bahwa rasa itu memang sudah tidak ada lagi ya?

hmm mungkin memang pikiranku saja yang berjalan terlalu jauh, atau mungkin memang itu yang sebenarnya? yaa.. hanya kamu yang tau.

saat ini, aku memang tidak mengerti apa yang sedang terjadi antara kita. aku tidak tau apa yang sedang terjadi kepadamu. apa yang ada di pikiranmu akhir akhir ini hingga semuanya jadi seperti ini sekarang. kita seperti sedang menemui sebuah persimpangan, dan kamu memilih jalan yang berbeda, atau mungkin aku yang memilih perbedaan jalan tersebut? aku tidak tau.
pada awalnya aku kira kembalinya nada mu kemarin akan menjadi akhir yang bahagia untuk kita. aku kira siklus kita akan berbeda sekarang, seperti yang kamu yakinkan berkali kali padaku. tapi mengapa saat ini aku tidak merasakan demikian? apa yang salah dengan kita? aku tidak bisa mengerti apa yang terjadi dan apa yang kamu rasakan jika kamu berkali kali menghilang tanpa adanya penjelasan.

aku tidak tau apakah nada mu sekarang ini menunjukan bahwa kamu masih membutuhkan waktu; atau.. kamu memang punya alasan lain yang aku tidak tau?
jika memang iya kamu masih membutuhkan waktu, kalau boleh aku tau, berapa lama lagi yang kamu butuhkan sebenarnya? mau sampai kapan kita berada dalam keadaan seperti ini? sampai kapan aku harus menunggumu dalam ketidak pastian seperti ini? aku sempat terpikir bahwa aku ingin menjadi sosok yang sangat egois untuk sekalii saja, egois agar kamu bisa ada dan menemaniku disaat masa masa sulitku seperti kemarin dan tidak mau peduli ataupun mengerti dengan apa yang kamu rasakan. tapi aku tau itu sangat tidak mungkin karena kamu pun membutuhkan waktumu sendiri dan aku harus bisa mengerti akan hal itu; hingga pada akhirnya aku hanya bisa mengubur pemikiran itu dalam dalam.

tapi yasudah.. aku akan mencoba mengerti, kamu memang tidak akan menjelaskannya hingga kamu benar benar merasa perlu untuk menjelaskannya, bukan? dan aku juga disini tidak bisa memaksakan hal tersebut.

kamu tau kotak musik, semenjak kejadian itu, aku benar benar membutuhkanmu sebenarnya. banyak hal yang ingin aku bagi denganmu, karna aku merasa tidak sanggup menahannya sendiri. aku butuh kamu untuk membantu menopang diriku sendiri. aku merasa berada di titik terendah hidupku. tapi yang kamu lakukan, kamu menghilang lagi lagi dan lagi, hingga aku harus berjuang sendiri untuk bangun dan mencari bahagiaku lagi.
tapi kamu tau, aku percaya bahwa usaha memang tidak akan membohongi hasil. buktinya sekarang aku sudah bisa tersenyum loh! yaa memang.. senyumku masih belum seperti dulu, tapi menurutku ini pencapaian besar bagi diriku karna aku berjuang sendiri, tanpa kamu. awalnya ku kira aku tidak bisa jika tidak ada kamu, tidak ada alunan nada darimu yang selalu mengingatkan ku bahwa hidup ini indah, bahwa alunan nada itu akan selalu menemani kemana pun aku melangkah; tapi ternyata aku bisa. kamu harus bangga padaku ya, karna aku merasa bangga pada diriku sendiri yay!

disini, aku selalu mendoakanmu setiap hari. aku hanya bisa menyemangatimu dalam diam. hanya sekedar untuk memberikanmu ucapan selamat pagi pun, semakin hari semakin aku merasa tidak berhak untuk melakukannya. aku selalu merasa, jika aku melakukannya, aku akan mengganggumu. aku tidak ingin menjadi beban bagimu, karena jujur, akhir akhir ini aku merasa bahwa aku hanya beban bagimu sehingga kamu memutuskan untuk hilang seperti ini. semoga aku bukanlah beban yang menahanmu untuk mengembangkan alunan nadamu ya, kotak musik.

oya! sebenarnya lewat tulisan ini, aku hanya ingin menyampaikan terimakasih ku untuk yang kesekian kalinya padamu. terimakasih untuk tiga taun yang sangat berharga ini. kamu adalah sosok yang selalu mengajariku banyak hal. kamu yang mendorongku untuk mempelajari banyak hal diluar batas kemampuanku dan diluar zona nyamanku. walaupun kamu mengajariku dengan cara absennya kamu dari peredaranku, tapi itu membuatku menjadi sosok aku yang sekarang. itu membuatku mampu meyakinkan diri sendiri bahwa sebenarnya aku mampu melewati apapun tanpa adanya sosok lain yang mendampingi, aku sekuat itu ternyata. aku menjadi sosok yang lebih baik lagi sekarang, dan itu semua berkat kamu. aku merupakan salah satu orang yang sangat beruntung karna telah diberikan kesempatan untuk mengenal dekat sosokmu. sosok yang amat sangat berharga; tidak hanya untuk diriku saja, tapi untuk semua orang yang ada di sekitarmu. terimakasih ya untuk semuanya! dan sampaikan juga terimakasihku pada pemilik surgamu karna telah melahirkan dan membimbing kamu hingga kamu menjadi sosok yang seperti sekarang.

kotak musik, baik baik ya kamu disana dengan semua kesibukanmu. semoga kamu selalu diberikan kemudahan dan kelancaran. semoga kesulitan yang kamu alami, pikiran pikiran mengganggu yang kamu rasakan, dapat terselesaikan. aku selalu mendoakan yang terbaik untukmu agar alunan nada mu kembali menjadi alunan yang indah dan membuat bahagia orang orang disekitarmu. jaga diri dan jaga kesehatan ya. semoga kamu bisa selalu tersenyum setiap hari nya!

NB :
jika kamu bermaksud untuk meninggalkan peredaranku, silahkan. jika memang itu mau mu, aku tidak akan melarangmu. aku tidak akan memohon mohon padamu untuk tetap tinggal atau pun menahanmu. kamu berhak untuk memilih pergi ataupun tetap tinggal. tapi jika memang kamu ingin pergi, mungkin akan lebih baik jika kamu mengatakannya kepadaku terlebih dahulu, tanpa harus menghilang berkali kali seperti ini.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Alunan Nada Itu Kembali Menjadi Seperti Semula.. Benarkah?

kotak musik itu masih tetap tersimpan rapih di tempatnya hingga saat ini. walaupun terdapat sedikit debu yang menyelimutinya, karena sudah lama tidak tersentuh, tapi kotak musik itu masih tetap disana, di tempat yang sama, dengan posisi yang sama, namun anak perempuan itu tidak tau apakah nada yang dialunkannya masih sama seperti awal ia membukanya atau seperti terakhir kali ia membukanya..

saat terakhir kali perempuan itu membuka kotak musik tersebut, tiba tiba terdapat sesuatu hal yang aneh yang terjadi pada kotak musik itu. malam itu, anak perempuan itu sangat merindukan alunan nada yang dikeluarkan oleh kotak musik tersebut, ia berniat untuk membukanya dan menikmati kenyamanan yang diberikan oleh kotak musik itu setelah beberapa lama ia tidak pernah merasakannya. namun malam itu, ketika ia membuka kotak musiknya, alunan nada yang dikeluarkannya berbeda dari biasanya. alunan nada itu terdengar asing di telinga anak perempuan itu. anak perempuan itu mengetahui bahwa rangkaian nada yang dialunkan merupakan rangkaian nada sebuah kebahagiaan, tapi entah mengapa, nada yang dirasakan oleh anak perempuan itu menjadi kebalikannya, menjadi nada yang membuatnya bersedih. ia mencoba berkali-kali menutup dan membuka kembali kotak musik itu agar rasa itu berubah, tapi ternyata tetap tidak ada perubahan apapun. akhirnya ia lelah mencoba dan membiarkan alunan nada tersebut menyelimuti perasaannya yang membuatnya menjadi bersedih. semakin lama nada itu ia dengarkan, semakin lama ia menghayati setiap nadanya, semakin anak perempuan itu menyadari bahwa sebenarnya alunan nada yang dimainkan kotak musik itu masih tetap sama, tidak ada perubahan dari saat ia pertama kali membuka kotak musik itu. namun yang membuatnya berbeda adalah ia sadar bahwa alunan nada itu sudah bukan diperuntukkan untuk dirinya lagi, atau bahkan mungkin memang dari dulu, alunan nada itu memang tidak pernah diperuntukkan untuk dirinya..

dan semenjak saat itulah ia sudah tidak lagi membiasakan dirinya untuk mendengarkan alunan nada dari kotak musik itu.

walaupun sebenarnya alunan nada itu masih selalu terekam jelas dalam ingatannya, ia menjadi mulai terbiasa untuk tidak mendengarkan alunan nada dari kotak musik itu. karena dalam pikirannya, jika ia nanti sudah terbiasa dengan tidak mendengarkan alunan nada dari kotak musik tersebut, ia akan menjadi bisa hidup tanpa kotak musik tersebut, meskipun jauh di dalam hatinya, masih terdapat keengganan, keengganan yang sangat untuk menjadi terbiasa tanpa kotak musik itu.

sampai akhirnya pada suatu hari, ketika anak perempuan itu sedang disibukkan dengan kegiatannya, entah darimana, ia mendengar kembali alunan nada yang sempat hilang itu, alunan nada yang sangat ia rindukan, alunan nada yang ia coba untuk membiasakan diri agar tidak mengiringi kesehariannya lagi, alunan nada dari kotak musik itu..

entah ada maksud apa, tiba-tiba kotak musik itu ada disana.. terbuka.. dan memainkan alunan nada itu lagi..

air mata mengalir begitu saja di pipi anak perempuan itu. ia menangis.. mengapa ia menangis? apakah ia bersedih? kenapa ia harus bersedih? tunggu! ternyata itu bukan air mata kesedihan, itu merupakan air mata bahagia..

semenjak terakhir kali ia membuka kotak musik itu, ia sudah tidak pernah menangis. mungkin lebih tepatnya ia sudah tidak bisa menangis. ia mati rasa. sampai akhirnya, pada hari itu.. air mata itu mengalir begitu saja tanpa bisa dikontrol olehnya.
air mata itu menjadi simbol kerinduannya selama ini akan kotak musik itu, akan alunan nada yang dikeluarkan kotak musik itu.
air mata itu menjadi simbol bahwa ia masih memberikan ruang arti yang sama walaupun ia pernah merasa sangat sakit hati tapi ia mampu memaafkan kotak musik itu.
air mata itu menjadi simbol bahwa benteng pertahanan yang telah ia bangun semenjak kepergian alunan nada itu, menjadi hancur kembali.
air mata itu menjadi simbol bahwa ternyata rasa itu masih tersimpan disana.
bahwa sebenarnya selama ini ia hanya menyimpan rasa itu, bukan membuangnya..

setelah beberapa kali ia mendengarkan kembali alunan nada dari kotak musik tersebut, pada moment seperti itu, seharusnya anak perempuan itu merasa bahagia. namun kenyataanya, ia tidak menunjukkan emosi apapun, ia tidak terlihat bahagia, namun ia juga tidak terlihat bersedih. ada apa dengan anak perempuan itu? apakah ada yang salah?

satu malam itu, setelah anak perempuan tersebut mendengarkan kembali alunan nada dari kotak musik itu, ia mulai berpikir dan menanyakan pertanyaan-pertannyaan pada dirinya sendiri.

"aku sudah mulai dapat merasakan lagi sekarang, merasakan rasa yang sempat hilang akhir-akhir ini. jika bisa dikatakan, aku merasakan kembali bahagia, bahagia yang sangat, bahagia yang sesungguhnya. tapi apakah aku harus merasa bahagia setelah mengalami hal ini? maksudku, apakah aku boleh merasa bahagia? aku takut untuk merasa bahagia lagi. karena seperti yang sudah sudah, disaat kita bahagia, terdapat kemungkinan yang sangat besar bahwa kita akan merasakan sakit lagi, bukan? aku tidak mau merasa sakit lagi jika aku boleh memilih. aku tidak sanggup melewati fase itu lagi. iya aku tau, Tuhan menciptakan semuanya berpasangan, termasuk rasa bahagia dan sedih, termasuk datang dan pergi, termasuk menyayangi dan sakit hati. karna hal tersebut, aku menjadi bertanya-tanya kembali apakah aku memang boleh untuk bahagia? tapi aku tidak sanggup bila harus merasakan sakit lagi. apakah bisa aku hanya meminta kebahagiaan saja tanpa harus merasakan pasangannya? aku tau itu tidak adil. aku tau bahwa hal itu tidak mungkin terjadi.. tapi aku mohon Tuhan, jika aku diperbolehkan untuk merasa bahagia lagi, aku mohon untuk tidak menyertakan pasangannya bersamanya, Tuhan. aku sudah tidak sanggup. Tuhan, apa mungkin lebih baik jika aku memilih untuk tidak merasakan apa-apa? dengan tidak merasakan bahagia, mungkin aku tidak akan merasakan sedih nantinya. aku tau Tuhan, ini pemikiran yang salah, tapi sepertinya memang lebih baik seperti itu, lebih baik untuk tidak merasakan apa apa, benar kan?"

begitulah kurang lebih yang dipikirkan oleh anak perempuan itu. sehingga itulah yang menjadi alasan baginya untuk dirinya mencoba tidak merasakan apa apa.

suatu malam, pernah ada yang mengatakan kepada anak perempuan itu seperti ini :

tidak perlu memperudulikan apakah orang lain menghargai usaha kita atau tidak, yang terpenting adalah kita mampu untuk menghargai usaha kita sendiri.

kata kata itu memiliki makna yang begitu luas. seperti misalnya, disaat kita melakukan sesuatu untuk seseorang, mengusahakan sesuatu untuk seseorang, kita tidak boleh mengharapkan bahwa orang tersebut akan melakukan hal yang sama pada kita. bahkan untuk sekedar menoleh dan mengatakan terimakasih pada kita pun, kita sudah seharusnya tidak mengharapkannya. kata-kata itu mengajarkan kita untuk ikhlas dan tidak mengharapkan imbalan.

namun kata-kata itu juga mengajarkan pada kita bahwa dalam berusaha untuk orang lain, atau mengusahakan orang lain, kita seharusnya mampu menghargai usaha kita yang telah dilakukan. maksudnya, ketika kita sudah merasa bahwa kita sudah cukup berusaha, sudah cukup mengusahakan seseorang, tapi orang tersebut masih tetap tidak menghiraukan, tidak menghargai atau selalu merasa kurang dengan usaha yang telah kita lakukan, atau bahkan mungkin terlalu terlena karena selama ini selalu diusahakan sehingga ia tidak pernah mau berusaha, maka pada saat itulah saatnya kita untuk mulai menghargai usaha usaha yang telah kita lakukan. saat itulah kita harus menghargai diri kita sendiri. hal tersebut bukan berarti menyerah, tetapi merasa sudah cukup dengan usaha yang dilakukan, sehingga tidak ada salahnya untuk melangkah.

secara tidak langsung, kata-kata tersebut menyuruh kita untuk berpikir realistis dan tidak mengedepankan ego kita...

anak perempuan itu mencoba untuk berpikir realistis sekarang. berpikir realistis mengenai apa yang dirasakannya, apa yang dirasakannya untuk kotak musik itu.
ia harus berpikir realistis..
bahwa dulu, disaat ia memanggil kotak musik itu, disaat ia benar-benar sedang membutuhkan semangat dari alunan nada bahagia kotak musik itu, kotak musik itu tidak menoleh sama sekali, kotak musik itu malah memberinya alunan nada yang asing baginya, alunan nada kesedihan, sehingga ia mau tidak mau harus melaluinya sendiri.
bahwa dulu, dengan mudahnya, kotak musik itu menggantikan posisi anak perempuan itu, dengan mudahnya kotak musik itu memindahkan peruntukkan alunan nadanya untuk anak perempuan lain, bukan untuk dirinya lagi, atau bahkan mungkin memang sebenarnya tidak pernah diperuntukkan untuk anak perempuan itu, kotak musik itu hanya bermain-main saja dengannya.
bahwa dulu, kotak musik itu seperti tidak menganggap semua usaha yang telah dilakukan oleh anak perempuan itu, seperti semua yang telah mereka alami tidak ada artinya sama sekali.
bahwa dulu, kotak musik itu dengan mudahnya melupakan anak perempuan itu, melupakan bahwa anak perempuan itu pun memiliki rasa, memiliki hati, dan memiliki nadanya sendiri yang selalu ia berikan untuk kotak musik itu.

sulit memang untuk berpikir realistis jika yang harus dilawannya adalah hati. hal tersebut lah yang membuat anak perempuan itu, hingga saat ini, masih tidak tahu apa yang harus dirasakannya, apa yang boleh dirasakannya. banyak sekali yang ia pertimbangkan saat ini. termasuk perihal hati, ia tidak bisa membohongi dirinya sendiri, bahwa alunan nada yang didengarkan olehnya, masih tetap berasal dari kotak musik itu.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS