RSS

Kita Tidak Baik-baik Saja

 Hai kotak musik, sudah lama aku tidak menyapamu demikian. Apa kabar kamu disana? Apa semua baik baik saja? Sudah lama aku tidak melihat ragamu. Rindu rasanya melihat senyum dan tawamu. 

Sebenarnya sudah dari lama aku ingin menulis untukmu tentang apa yang terjadi pada kita sekarang, tapi aku bingung untuk mulai darimana dan apa yang akan ku tulis.


Akhir akhir ini aku sering bertanya tanya pada diriku sendiri,

Selama ini.. 

Kesalahanmu yang mana sih yang tidak aku maafkan? 

Sibukmu yang mana yang tidak aku maklumi? 

Kurangmu yang mana yang tidak aku terima? 

Apa yang sebenarnya kamu cari? 

Wanita seperti apa yang kamu inginkan? 

Apa salahku hingga kamu seperti ini? 

Seberapa banyak lagi rasa sakit yang harus ku pendam sendiri? 

Sampai kapan semuanya akan seperti ini? 

Ya.. itu sebagian pertanyaan yang terlintas dalam benakku dari sekian banyaknya. Aku tau, pertanyaan pertanyaan seperti itu memang seharusnya aku tanyakan padamu bukan pada diriku sendiri. Tapi ya bagaimana caraku menanyakannya padamu? Karna untuk sekedar berkabar saja sudah tidak pernah kita lakukan. Aku sadar sekarang, kamu bukannya tidak punya waktu untuk mengabariku, mungkin kamu memang tidak mau melakukannya. Padahal ku pikir, permintaanku itu masih dalam batas wajar, wajar karna kita sudah terikat, wajar karna seharusnya kamu pun menghargai kehadiranku. Wajar karna kamu sudah memilihku untuk menjadi teman hidupmu. Tapi mau sewajar apapun itu, kalau kamunya tidak mau ya aku bisa apa?


Hai kotak musik,

Apakah aku masih menjadi rumahmu hingga kini?

Jujur, aku merasa seperti bukan rumahmu lagi belakang ini. Atau mungkin sejak dulu aku memang tidak pernah menjadi rumahmu ya?

Kamu benar benar menghilang dari radar. Aku sudah tidak tau lagi apa kabarmu, apa yang kamu lakukan, apa yang kamu pikirkan. Untuk sekedar memberi kabar saja tidak kamu lakukan. Padahal seharusnya aku rumahmu bukan? Yang akan selalu kamu beri kabar, selalu kamu utamakan, selalu kamu jadikan tempat pulang?


Awalnya aku sempat ragu pada diriku sendiri. Aku berpikir apakah aku sanggup sendirian tanpamu? Apakah aku bisa untuk tidak menjadikanmu rumah bagiku? Untuk tidak menjadikanmu tempatku bersandar? Untuk tidak menjadikan lantunan musikmu yang mengiringi kehidupanku? Tapi semakin lama kamu menghilang, semakin aku menyadari bahwa belakangan ini aku sudah sendirian. Belakangan ini, kehidupanku sudah tidak diirngi oleh lantunan indahmu. Belakangan ini kamu sudah menunjukkan padaku bahwa aku memang bisa untuk sendirian, bahwa kamu tidak ada untukku. Apakah memang itu tujuanmu menghilang begitu lamanya? Agar aku sadar dan siap bahwa kamu sudah tidak mau lagi menjadi rumah bagiku? 


Ah sudahlah.. aku tidak pernah tau apa yang kamu pikirkan. Untuk bertanya mengenai apa yang kamu pikirkan pun ku rasa itu hal yang percuma bukan? Karna untuk sekedar mengabariku saja itu sulit untuk kamu lakukan, apalagi untuk kita saling bertukar pikiran?


Jujur..  semenjak awal kita memutuskan untuk terikat, banyak sekali hal-hal yang ku pendam. Banyak sekali rasa kecewa dan tangis yang ku simpan sendiri. Hal itu kulakukan karna aku terus-menerus mencoba memaklumimu. Tapi disisi lain, aku menggantungkan hal tersebut pada sebuah harapan, harapan bahwa kamu akan menjadi sosok yang selama ini kamu gambarkan padaku jika kita bersama.. Mungkin itu bisa jadi kesalahanmu karna memberikan harapan mengenai gambaran akan dirimu sebagai sosok yang benar-benar aku butuhkan, tapi bisa juga menjadi kesalahanku karna aku terlalu percaya pada lantunanmu.

ya.. mungkin selama ini aku terlalu percaya padamu.. aku terlalu terlena dengan semua lantunan indahmu. 

Namun dibalik itu semua, aku melakukan semua ini karna aku benar-benar menyayangimu. Sangat menyayangimu.. Dan hal ini pun menimbulkan pertanyaan lain padaku, apakah kamu juga merasakan hal yang sama padaku? 


Kamu tau kotak musik,

Saat awal masalah ini muncul, yang aku rasakan ialah marah dan kecewa. Aku benar-benar marah dan kecewa padamu. Ingin sekali rasanya aku meluapkan semua kemarahanku padamu saat itu juga. Tapi hal tersebut masihku coba untuk menahannya. Aku masih mencoba untuk berpikir positif mengenai semua hal yang telah terjadi.

Semakin lama masalah ini berlarut-larut, semakin emosi yang ku rasakan mereda. Namun rasa kecewa itu tetap ada. Hingga sekarang akhirnya menimbulkan keraguan yang sangat pada diriku. Ragu mengenai semua hal yang telah terjadi pada kita, ragu mengenai ketulusanmu, ragu mengenai kasih sayangmu, ragu mengenai lantunanmu, ragu mengenai dirimu.. Tapi disisi lain pun, aku menjadi memiliki rasa bersalah dalam diri, rasa bersalah dimana seharusmya aku tidak boleh memiliki keraguan pada dirimu, rasa bersalah dimana seharusnya aku mempercayaimu seutuhnya, karna kamu adalah sosok yang sangat berarti dalam hidupku, sosok yang seharusnya benar-benar aku sayangi, sosok yang akan selalu mendapingiku, karna aku sudah memilihmu sebagai teman hidupku.

Aku benar-benar sedang merasa sendiri saat ini.. Sedang merasa tidak memiliki siapapun untuk dijadikan sebagai sandaran bagi diriku. Jika kamu memahami apa yang aku rasakan, mungkin kamu akan mengerti seberapa rapuhnya aku belakangan ini. 


Sepertinya untuk saat ini, hanya ini yang bisa aku sampaikan. Karna jika menyampaikan semua hal yang ku rasakan pun sepertinya akan menjadi sebuah keegoisan tersendiri bagiku karna membebanimu dengan semua hal yang kurasakan tanpa memikirkan bagaimana perasaanmu. 

Jadi sekarang saatnya aku mengatakan ini padamu, bahwa saat ini adalah saat terakhir kali aku akan memohon padamu. Memohon untuk kamu pulang. Memohon untuk kamu hadir kembali dalam semesta ku. 


Pulanglah kotak musik.. 

Nada nada kecilmu menunggumu dirumah. Mereka rindu dan ingin bertemu denganmu. Apalagi nada baru ini yang belum pernah bertemu denganmu. 


Pulang lah kotak musik..

Nada nada kecilmu ingin sekali bertemu dengan sosok yang telah melantunkan kehadiran mereka di dunia ini. Mereka membutuhkan mu.


Pulanglah kotak musik.. 

Tunjukkan bahwa aku tidak salah memilihmu waktu itu. Bahwa kamu adalah sosok kotak musik yang bertanggung jawab. Bahwa kamu adalah sosok kotak musik yang aku kenal selama ini, tidak mungkin kan aku salah mengenalmu selama ini? 


Pulanglah.. berikanlah kejelasan untuk semuanya, terutama untukku dan nada nada kecil kita. Tunjukkan kembali padaku lantunan indahmu seperti dulu. Tunjukkan pada nada nada kecil kita lantunan indah itu.


Tapi jika kamu memang sudah tidak ingin melantunkan nada nadamu seperti dulu, melantunkan nada nada itu padaku, aku mohon tetaplah untuk pulang. Berikanlah kepastian. Dulu, kamu memintaku secara baik baik, maka tolong pulangkan aku secara baik baik pula. 


NB :

Aku sangat merindukanmu. Nada nada kecil kita pun membutuhkanmu. Aku yakin kamu akan sangat senang melihat mereka berdua. Apalagi nada pertama kita, ia sangat indah sekarang, ia selalu membuat orang orang disekitarnya tertawa dan bahagia. Sepertinya ia memiliki selera humormu dibandingkan dengan diriku hehe

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments:

Post a Comment