RSS

Kamu Tidak Sama, Tuan


Hai tuan, maafkan kanvas ini berwarna lagi. Aku hanya ingin berbagi cerita saja sekarang. Tuan, apakah kamu ingat apa yang pernah aku katakan tentang apa yang aku suka darimu? Lalu aku mengatakan padamu bahwa kamu mirip dengan sosok yang sangat aku sayangi dan kagumi, ya dia adalah ayahku. Tapi sekarang aku tau, tuan, kamu tidak semirip itu dengan nya..

Tadi aku menceritakan tentang aku dan kamu kepada ibuku. Lalu ibuku bercerita banyak. Ia menceritakan kisahnya dengan ayahku dulu. Dan kamu tau apa tuan? Itu tidak berbeda jauh dengan kita.

Dulu, orang tua ayahku tidak suka dan tidak menyetujui hubungan mereka. Nenek dari ayahku mengatakan bahwa ayahku harus menikah dengan sesama suku. Tidak boleh dengan beda suku. Bahkan hingga ayahku sampai akan di jodoh kan. Tapi ayahku tidak mau. Lalu kakek ku juga tidak menyetujui. Itu karena alasan ekonomi. Ya karena ekonomi ibuku lebih tinggi di banding ayahku pada saat itu. Kakek ku berpendapat bahwa orang yang memiliki ekonomi yang tinggi akan dengan mudah menginjak injak yang memiliki ekonomi rendah. Ya.. Saat itu semua orang membicarakan hubungan mereka. Banyak yang tidak setuju dengan hubungan mereka. Hingga orang lain, tetangga, bahkan saudara pun banyak yang membicarakan dan meremehkan hubungan mereka. Hingga saat mereka menikah pun dan memiliki aku sebagai anak mereka, nenekku masih tidak menyetujui nya. Di hari pernikahan pun nenekku tidak datang. Dan orang tua dari ibuku pun tidak setuju dengan hubungan mereka. Nenek dari ibuku selalu menangis setiap mengunjungi rumah kami dulu.

Tapi kamu tau tuan apa yang orang tuaku lakukan? Mereka yakin satu sama lain. Mereka tidak peduli apa kata orang, karena yang menjalani hubungan ini mereka, bukan orang lain. Mereka mau berusaha untuk hubungan mereka. Mereka mau membuktikan pada semua orang bahwa tidak ada yang salah dengan hubungan mereka. Mereka ingin membuktikan bahwa apa yang orang lain katakan tentang mereka itu tidak benar. Mereka mau sama sama berusaha melalui semua nya. Hingga lihat apa yang terjadi sekarang? Mereka bisa hidup bahagia. Mereka mampu membuktikan bahwa tidak ada yang salah dengan hubungan mereka. Mereka mampu membuka mata orang orang bahwa mereka memang worth it untuk bersama. Mereka dapat menunjukkan pada semua orang, bahwa sekarang mereka bisa sukses dan bahagia bersama. Dan semua omongan jelek tentang mereka pun akhir nya bisa hilang. Itu karena mereka mau berusaha bersama dan yakin satu sama lain.

Ya mungkin cerita mereka memang tidak berbeda jauh dengan kita. Yang membedakan nya adalah bahwa pada kita, hanya satu orang yang yakin akan hubungan ini, hanya aku yang yakin. Sedangkan kamu tidak. Ibuku mengatakan bahwa jika kita melihat laki-laki, lihatlah dari kemauannya. Dan pada dirimu tuan, kemauan itu tidak ada. Ibuku mengatakan mungkin memang lebih baik seperti ini. Karena jika laki laki itu tidak tegas dan tidak memiliki kemauan maka jika nanti ada masalah yang sangat amat besar pun, ia belum tentu dapat menyelesaikannya. Ia mungkin akan dengan mudah nya menyerah. Menyerah sama seperti sekarang. Menyerah untuk berusaha.

Ya itulah yang ibuku sampaikan. Dan dari situ aku tau apa yang membedakan antara kamu dan ayahku. Ayahku adalah orang yang memiliki kemauan, memiliki keyakinan yang tinggi, tegas, tidak mudah menyerah dan mau berusaha hingga ia sudah tidak dapat berusaha lagi. Dan laki laki yang aku cari, adalah laki laki yang seperti itu.

Kamu ingat tuan, aku pernah mengatakan jika dua orang saling menyayangi dengan tulus, maka sesulit apapun keadaan yang mereka hadapi maka mereka akan tetap berusaha dan tidak mudah menyerah. Sesakit apapun itu, mereka mau melaluinya bersama. Karena mereka yakin satu sama lain. Mereka mau melalui nya dengan ketulusan. Dan itu terbukti dengan apa yang terjadi pada ayah dan ibuku.

Ketulusan itu akan berujung bahagia nantinya jika mau berusaha. 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Permainanmu Telah Berakhir


melepaskan adalah suatu hal yang sangat sulit di lakukan. menerima kenyataan bahwa kita harus melepasnya juga sulit dilakukan. membiasakan diri tanpa kehadirannya di setiap masa yang kita miliki juga bukan hal yang mudah. dan mengikhlaskannya untuk benar benar pergi merupakan hal yang sangat sulit dibanding itu semua. tapi apakah kalian tau hal yang lebih sulit dari itu semua? hal itu adalah melihat ia melakukan semua hal itu dengan sangat mudah dan tanpa beban, sedangkan di sisi lain semua terasa sulit dan hanya membuatnya semakin rapuh.

itu yang terjadi pada sang burung. ia masih merasa sulit untuk melepaskannya, melepaskan seseorang yang masih ia sayang hingga saat ini. setiap hari ia masih selalu mengingatnya. ia masih saja menghawatirkannya. ia selalu tiba tiba teringat akan masa masa dimana ia dan sang singa masih bersama. semua hal sekecil apapun yang pernah mereka lakukan, masih saja ia mengingatkannya dengan jelas. di depan teman temannya pun, ia sering tiba tiba terdiam karena teringat akan sang singa. ia masih saja suka bercerita pada teman temannya tentang kebiasaan sang burung dan  sang singa jika sedang bersama. sang burung itu masih sangat membutuhkan kehadiran sang singa di masa nya.

tapi apakah kalian tau apa yang paling membuatnya sakit? sang singa dapat melakukan semua itu dengan mudahnya. ia terlihat biasa saja. ia tidak terlihat sedih. malahan ia terlihat bahagia dan seperti merasa bebas melakukan hal apapun yang ia inginkan. tidak ada yang melarang sang singa lagi untuk melakukan hal apapun. apalagi ditambah dengan mudahnya ia jalan dengan orang lain hanya berdua saja setelah beberapa hari ia melepaskan ikatan itu. sebenarnya itu bukan orang lain, tapi orang yang pernah menempati hatinya dulu tapi ia putuskan untuk tidak melanjutkannya. kalian tau sakit yang sang burung rasakan? semudah itukah bagi sang singa untuk melakukannya?  semudah itukah ia mencari pengganti sang burung? sedangkan disisi lain, sang burung masih mengharapkan masa sang singa..

mungkin sang singa menganggap bahwa sang burung tidak akan mengetahui hal itu. tapi apakah sang singa lupa? bahwa sang burung bisa terbang kemana saja, ia dapat melihat dan mendengar apa yang sang singa lakukan. ia dapat memanatau sang singa walaupun sang singa tidak mengetahuinya. atau mungkin memang sang singa memiliki alasannya sendiri untuk melakukan hal itu. ya sang burung tau itu dan tetap mencoba untuk berpikir positif akan hal itu. tapi sakit yang sang burung rasakan, akankah ia bisa mengingkarinya? ya ia sadar ia bukan siapa siapa lagi sekarang. ia sadar bahwa ia sudah tidak memiliki hak akan hal itu. tapi apakah sang singa memikirkan bagaimana rasanya bila ada di posisi sang burung? apakah sang singa berpikir apa yang orang lain pikirkan akan hal itu?

sang burung hanya berpikir apa yang sang singa lakuan itu dapat dikatakan tidak memiliki etika. saat awal sang burung pergi, sang singa yang menariknya kembali. sang singa melepaskan topeng itu dan membuat sang burung merasa masih dibutuhkan, hingga sang burung memilih untuk mengingkari sakitnya dan mencoba untuk tetap ada bagi sang singa. disaat sang burung sudah melakukan hal itu, sang singa bertingkah sebaliknya. ia bertingkah seakan akan seeperti tidak membutuhkan sang burung lagi. ia bertingkah seakan akan sang burung tidak pernah berarti dalam masa nya. jika memang sang singa berniat untuk menyakiti sang burung, mengapa tidak dari awal saja ia melakukan hal itu? sang burung sudah lelah dengan tingkah laku dan etika sang singa. sang burung sudah lelah untuk menangis. sang burung sudah lelah untuk kehilangan arahnya..

mungkin dari awal sang burung memang tidak pernah mengerti sang singa yang sebenarnya. sang singa selalu memakai topeng itu sehingga ia menyembunyikan dirinya sendiri dibalik topeng itu. siapapun yang berhadapan dengannya, tidak akan pernah mengetahui ia sebenarnya. siapapun itu, tidak akan ada yang pernah mengerti dirinya. topeng itu yang selalu ia banggakan. topeng itu yang selalu ia tunjukkan. topeng itu yang selalu membuatnya melakukan semua sandiwara. ya memang hidup adalah panggung sandiwara. tapi apakah di depan orang yang kita sayang pun kita harus bersandiwara? apakah semua yang ia lakukan selama ini pada sang burung hanyalah sandiwara semata? jika memang iya, berarti dari awal ia memang tidak pernah menyayangi burung itu. ia hanya menjadikan burung itu pemeran sampingan dalam panggung sandiwaranya. burung itu tidak pernah ia jadikan peran utama dalam hidupnya..

ya sekarang burung itu mengerti apa yang harus ia lakukan. mungkin memang sudah saatnya kanvas ini tidak berwarna lagi. sudah saatnya ia melepaskan sang singa seutuhnya. sang singa sudah benar benar tidak membutuhkannya lagi. mungkin memang sang singa sudah memiliki pengganti perannya. atau mungkin sang singa lebih memilih topeng itu dan mempertahankannya. sang burung tidak bisa terus menerus berada di panggung milik sang singa. sang burung sudah lelah dengan permainan topeng nya. maafkan sang burung memilih jalan ini. sulit memang, tapi inilah yang harus ia lakukan. inilah yang sang singa perintahkan kepada sang burung. mungkin tidak secara langsung sang singa mengatakannya, tapi dari tingkah lakunya pada sang burung, ia menunjukkan hal itu.

sekarang, sang burung tidak akan bersandiwara lagi di depan sang singa. ia akan menunjukkan ia yang sebenarnya. walaupun sang singa tidak menyukainya, walaupun orang tedekat sang singa tidak menyukainya, ia tidak akan menjanjikan apa apa pada mereka, ia hanya akan membuktikan pada mereka, bahwa suatu saat nanti, ia akan mencapai kesuksesannya dengan caranya sendiri. pembuktian itulah yang akan menjadi perubahan terbaik yang sang burung pernah capai. mungkin sekarang sang singa dan orang orang di sekitarnya memandang sang burung sebelah mata saja, tapi sang burung yakin dengan jalannya dan caranya, suatu saat nanti, ia akan membuktikan pada mereka bahwa ia akan mencapai kesuksesan itu dengan cara dan jalannya sendiri hingga orang orang disektarnya dapat mengerti siapa sang burung sebenarnya.

untuk sang singa,
apakah kamu pernah mendengar bahwa seseroang dalam hidupmu tidak akan pernah benar benar pergi, orang itu hanya berganti perannya saja dalam hidupmu? dan itulah yang sedang sang burung coba. ia akan mengganti peranmu dalam masanya. mungkin kamu pernah menjadi pemeran utama dalam masanya, tapi nanti, entah kapan itu, kamu akan sama seperti yang lain. peranmu nanti sudah tidak sama lagi. aku hanya ingin berpesan, tetaplah menjadi dirimu sendiri. cobalah untuk tidak selalu memakai topeng itu. janganlah terus menerus bersandiwara. jika kamu terus bersandiwara, kamu tidak akan pernah bisa menikmati setiap proses yang kamu alami. siapapun perempuan yang akan menjadi pemeran utama dalam  masamu, jadikanlah ia benar benar peran utama, jangan jadikan ia peran sampingan. apa yang kamu katakan pada orang lain, lakukan itu pada dirimu sendiri. mungkin kamu memang dilahirkan sebagai jiwa pemimpin, maka dari itu cobalah untuk memimpin dirimu sendiri. pimpin dirimu untuk mengontrol semua tingkah lakumu. ingat ya singa untuk yakinkan pada dirimu sendiri bahwa hidumu pasti bahagia. kamu ingat malam itu saat kamu mengatakan bahwa hidupmu menyedihkan, aku harap kamu jangan pernah berpikir seperti itu lagi. hidupmu pasti bahagia. kamu dapat membuat hidupmu bahagia dengan caramu sendiri. hanya kamu yang dapat mengerti dirimu sendiri. kamu yang tau apa yang dapat membuatmu bahagia, maka tetaplah genggam apapun yang membuatmu bahagia itu, jangan biarkan hal itu pergi. kamu yang bisa membuat bahagiamu sendiri. hidupmu nanti akan sukses dan bahagia, tergantung pilihanmu sekarang.

untuk sang burung,
sebenarnya kamu lebih kuat dari yang kamu kira. kamu bisa melewati ini dengan caramu. kamu tidak perlu berubah demi orang lain yang tidak benar benat peduli padamu. jika kamu memang ingin berubah, lakukan itu untuk dirimu sendiri, bukan untuk orang lain. mungkin sebentar lagi sang singa akan dengan mudahnya mendapatkan peran penggantimu, ya kamu tau sendiri bagaimana sang singa bukan? biarkan saja sang singa terus bersandiwara di panggung sandiwaranya. kamu sudah tidak perlu mengambil bagian dalam semua sandiwaranya. hidupmu tidak usah dikuasai oleh sandiwara karena suksesmu nanti bukanlah hanya sandiwara semata, melainkan kenyataan yang harus kamu raih. biarkan sang singa itu melakukan semua yang ingin ia lakukan. kamu pernah bahagia tanpa dirinya bukan? kamu bisa melakukan hal itu lagi sekarang. sulit memang tapi tidak ada salahnya mencoba. tapi jangan semudah itu melupakannya. ingat bahwa ia pernah menjadi bagian penting dalam hidupmu. ingat bahwa ia pernah merubahmu menjadi lebih baik. ingat bahwa ia menjadikanmu sekuat sekarang. tetaplah ada untuknya jika ia membutuhkanmu. ia pernah mengatakan padamu secara tidak langsung bahwa ia ingin bercerita tentang masalahnya padamu bukan?  bahwa ia ingin melepas topeng itu di depanmu? mungkin memang bukan sekarang waktunya. atau mungkin memang itu tidak akan pernah terjadi. tapi disaat hal itu terjadi suatu saat nanti, tetaplah ada untuknya. walaupun nanti peran dia sudah terganti, tidak ada salahnya untuk tetap ada bagi seseorang yang membutuhkanmu bukan? lepaskanlah dia. kebahagiaan sang singa adalah prioritasmu belakangan ini, dan dengan melepaskannya maka kamu telah membuatnya bahagia. aku tau burung, kamu masih sangat menyayanginya dan menginginkan dia kembali, tapi satu satunya jalan untuk sekarang adalah merelakannya dan mengikhlaskannya. suatu saat nanti, kamu pasti akan menemukan seseorang yang akan menjadikanmu pemeran utama dalam  masanya, bukan hanya pemeran sampingan. siapapun yang menggantikan peranmu dalam hidupnya, secepat apapun ia mendapatkan penggantimu, tetaplah doakan yang terbaik untuknya. mungkin memang pemeran penggantimu nanti lebih baik darimu dan dapat membuatnya belajar untuk melepaskan topeng itu di depan orang yang ia sayang. jangan terlarut dalam kesedihan ya burung. yakinkan pada dirimu sendiri bahwa kamu dapat mencapai posisi tertinggimu dengan caramu sendiri.

NB: hai singa, aku sangat merindukanmu. kita sering berada dalam satu ruangan, tapi tidak ada satu katapun yang kita ucapkan. senyum pun tidak. mungkin memang aku yang menghindar untuk melihat ke arahmu. maafkan aku melakukan hal itu. aku sudah tidak bisa lagi melihat sosokmu, melihatmu tepat dimatamu yang menatapku; tatapan yang masih sangat aku ingat dan aku rindukan, tersenyum ke arahmu dan melihatmu membalas senyumku; senyuman yang pernah menjadi milikku dan membuatku tersenyum juga. aah semua hal kecil itu tidak akan pernah aku lupakan. aku bertanya tanya, apakah kamu masih suka mengingatku dalam semua kegiatanmu? apakah aku pernah terlintas dalam pikiranmu? tapi yasudahlah, untuk sekarang, aku sedang mencoba membangun kembali dinding pertahanan yang dulu pernah aku hancurkan sendiri agar kamu dapat memasuki masa dan hatiku. membangun kembali dinding itu tidak semudah mengatakannya, apalagi di tambah bayanganmu yang selalu mengikutiku. ya sekarang kamu hanya serupa bayangan. kamu selalu ada dimanapun dalam peredaranku, tapi kamu sudah tidak nyata lagi. aku sudah tidak dapat menggenggammu lagi disetiap keadaanku, bahkan disaat ketakutanku sekalipun kamu sudah tidak bisa aku genggam. kehadiranmu selalu terlihat dalam peredaranku, tapi arti mu sudah tidak ada lagi. serupa seperti bayangan, wujudmu tetap ada tapi kamu sudah tidak nyata lagi.


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Permainan Ini Akan Segera Berakhir


Hai singa, burung itu telah mencoba. Mungkin memang baru beberapa hari. Tapi setidak nya ia telah mencoba. Mungkin kamu tidak melihat usahanya dalam mencoba. Atau mungkin kamu memang tidak peduli. Aku tau, kamu lihat apa yang kamu lakukan padanya akhir akhir ini. Aku tau, kamu sadar bahwa kamu melakukan hal itu. Tapi apakah kamu tau bagaimana rasa nya jadi burung itu?

Burung itu mencoba dan kamu tidak menghargai usahanya. Dan ini bukan pertama kali nya, ini kesekian kali nya kamu tidak menghargai burung itu. Terimakasih untuk hal itu. Burung itu hanya ingin mengatakan bahwa mungkin sebentar lagi permainanmu ini akan segera berakhir. Bahwa mungkin sebentar lagi burung itu tidak akan ikut serta dalam permainanmu. Ini bukan menyerah, tapi ia hanya mundur. Kedua hal itu berbeda.

Sebenarnya, burung itu tidak ingin mundur. Ia belum mau mundur. Tapi kamu yang membuatnya melakukan hal itu. Apa yang kamu lakukan padanya, itulah yang memberinya alasan untuk mundur. Burung itu tidak tau apa akan adakah lagi kanvas untukmu, karena sepertinya permainan ini akan segera berakhir. Burung itu sudah cukup menerima semua nya, semua etika dan tingkah lakumu, semua perlakuanmu padanya. Mungkin memang burung itu tidak pernah mengerti kamu karena kamu selalu memakai topeng itu. Burung itu juga memiliki titik lelahnya. Dan mungkin sekarang ia sudah lelah dengan semua permainan topeng mu. Karena sepertinya topeng itu tidak akan pernah lepas darimu, jadi lebih baik bagi burung itu untuk mundur. Terimakasih sudah pernah melibatkan burung kecil itu  dalam permainan topeng mu.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS